Tengah hari, usai presentasi di Klien, sesaat saya terpana, membaca pesan singkat dari seorang kawan Oi yang lama tidak sua, lama tidak bercakap bahkan lama tidak ber-sms. Tas ransel di pundak tiba-tiba terasa lebih ringan. Hati ini bungah. Kehangatan dan ketulusan pesannya membuat saya merinding, entah kenapa ia seperti sedang menyemangati saya yang lelah karena berhari-hari tidur larut harus menyelesaikan deadline pekerjaan.
Sontak saja, di antara galau apakah usulan pekerjaan tadi diterima atau tidak oleh Klien, pikiran saya menari-nari dan merenungi Oi yang usianya sudah sebesar anak pertama saya yang ketika Silaturahmi Oi 15 – 17 Agustus 1999 di Leuwinanggung berlangsung ia masih belum genap setahun.
Tersenyum dan rada tersipu sendiri, menghitung tahun demi tahun perjalanan saya di Oi, on-off on-off begitu kata hati ini, jujur. Pernah lama tidak aktif di kegiatan Oi kemudian tidak ingat pula kapan mulai aktif kembali lantas menghilang dan aktif. Mengalir begitu saja. Padahal setelah dicermati filosofi mengalir seperti air kurang benar, namanya air mengalir pasti ke bawah.
Belum lagi sempat membalas pesan singkat tadi, masuk lagi pesan dari kawan Oi yang sama, pesan ini meneruskan kiriman sebelumnya dan lebih bersemangat. Pesan itu seperti memaknai cerita-cerita yang sampai di telinga saya atau yang sering saya baca di dinding facebook saya. Di kota X aktif dengan niaganya, kelompok Y aktif dengan seni budayanya dan seabrek kegiatan lainnya yang kalau dibuat daftar, nggak kalah panjang dengan kumpulan lagu-lagu Iwan Fals. Deret prestasi ini juga dilengkapi dengan sumbang protes, ketidakpuasan dari sebagian kawan-kawan. Atau kenyataan di kota A katanya si Ketua tidak aktif, kota B pengurusnya tidak jelas, Kelompok C hanya tinggal segelintir.
Cerita di atas mungkin hanya sebagian dari dinamika yang terjadi di ormas Oi. Mengaitkan dengan kunjungan BPP Oi di beberapa waktu lalu yang bertujuan mensosialisasikan program kerja tahun akhir masa bakti pengurus sekarang dan bertujuan mendapat masukan dari Oi Kota dan Oi Kelompok tentang pergerakan di daerah, harapannya, kunjungan ini dapat lebih mengobarkan semangat untuk terus maju. Sehingga anggota maupun pengurus yang tidak aktif, yang tidak jelas, yang kurang bersemangat dapat kembali berkiprah.
Saya jadi teringat seorang ketua partai yang berkunjung ke daerah-daerah. Ciut juga kalau melihat betapa mudahnya sang ketua ini menclok dari kota ke kota menyambangi cabang-cabangnya. Saya yakinkan diri sembari berkata dalam hati, Oi bukan mereka, Oi beda dengan mereka. Keterbatasan Oi harus menjadi kekuatan Oi.
BPP Oi sampai detik ini belum mampu mengunjungi semua Wilayah, Kota dan Kelompok yang ada. Meski secara fisik BPP Oi tidak hadir namun visi misi Oi harus tetap tumbuh di hati setiap anggota dan pengurus. Keterbatasan harus diubah menjadi kekuatan.
Kekuatan Oi adalah kekuatan spirit. Energi ini yang mempertemukannya pada silaturahmi pendirian Oi, energi ini yang mempersatukan hingga 12 tahun, energi ini juga yang menjadi motor kehidupan Oi. Energi yang ada di hati setiap anggota Oi.
Tidak terasa langkah ini sampai di sebuah warung makan. Sembari menanti pesanan nasi goreng, saya baca sekali lagi pesan singkat kawan Oi tadi, dan kata akhirnya saya tuliskan buat anggota Oi semua: …… bercahaya seperti matahari menerangi, seperti bumi memberikan pijakan. Ikhlas dan semangat.
Setiap anggota Oi harus mampu menjadi tauladan di rumah, tempat berkarya dan lingkungan sekitar. Semoga Allah setuju.
Salam Oi. Salam Juang!Kresnowati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar